ku tanya embun di pagi ini
"masihkah kau rindukan mentari?"
dengan senyum, dia menjawab
"ku kan slalu disini menantikan cahyanya"
ku tanya angin di sore hari
"masihkah kau rindukan awan?"
tanpa berlama dia berkata
"kan ku bawa keliling dunia dan akulah miliknya"
dan ketika ku tanya pada hatiku di sepanjang malam
"masihkah kau rindukan biduanmu?"
dengan lirih dan terbata, aku bekilah
"dia sudah ada yang punya"
tak berlama,
bisu pun bersilah pergi
dan akupun hanya terdiam tak berdaya
tergolek lemah diantara dedaunan
yang jatuh menghujam dengan sindir tawanya
-siluman mimpi lemah di nyatanya-
bisingpun menguburku di kekelaman...
Malang, 6 Juli 2010
Inilah nyata, dan siapa saja yang meragukan hatinya, suatu saat penyesalan kan melanda. Teruntuk pak demang dan mbok sum, yang tlah menertawakan seorang temanku, kau adalah aspirin di sisa-sisa kepercayaan ini...
Terimakasih teman sampaikan. Dengan lirih dan sedikit diberani-beranikan dia berjanji, tak akan hanya berjaya di mimpi, semua akan terbukti...ku takkan berlari lagi.
0 comments:
Posting Komentar