13.00 WIB
Riuh gemuruh angin membawa pesan   
"INDONESIA MERAIH MIMPI", ulasan salah satu media televisi    
Ucup, Seorang anak paruh baya    
yang sedari tadi setia menyimak berita    
bingung dan bertanya padaku,    
"maksud e opo?" -maksudnya apa-    
akupun tak heran dengan tanyanya...
Di saat uforia AFF 2010 menggema di seluruh penjuru Indonesia   
tak lain dan tak bukan karna TIMNAS kita belum pernah terkalahkan sejak babak penyisihan    
serta pesta gol-gol diluar dugaan    
antusiasme meningkat dan harapan itu muncul kembali
sedang untuk satu anak ini,   
akupun turut berduka,    
dia adalah 1 dari sekian ribu masyarakat Indonesia     
yang trauma akan prestasi persepakbolaan negeri ini.    
15 tahun sejak piala Tiger -dan sekarang AFF- digelar,    
Bangsa kita hanya mampu menjadi spesialis Runner Up selama 3 kali,    
dan ini cukup membuat kita haus kemenangan    
di perparah lagi,    
5 tahun belakangan,     
permainan kita sangatlah buruk    
bahkan sandangan spesialis (2) tak pernah terdengar lagi pekiknya.    
dan semuanya itu cukup membuat anak yang duduk termangu ini    
kehilangan harapan pada Timnas GARUDA
Sejak awal bola bergulir,   
dan GARUDA tampil gemilang dengan melibas HARIMAU MALAYA 5-1    
dilanjut 6-0 dengan LAOS dan 2-1 dengan THAILAND    
tetap membuatnya teguh pendirian    
takkan melihat GARUDA bertanding lagi...    
trauma akut pun serasa tlah mengalir ke seluruh nadinya
hingga sampai siang ini,   
disaat kami terpaku di depan layar bersama,    
alisnya pun terangkat    
dan menyirat keheranan    
"Hah..!! Opo bener mas?", tanyanya sambil tangan kanannya menepuk pundakku dengan keras    
"Iyo leee...", sahutku dengan sedikit meringis kesakitan    
"Jambu, Asem, Anggur..." dan beberapa nama buah-buahan hingga hewan dia sebut satu persatu,    
dan berakhir dengan bacaan syukur, "Alhamdulillah duh gusti..."    
akupun tak luput dari tendangan dan pukulannya    
anak ini tlah hidup kembali dari traumanya    
dan orang di dekatnya saat itu -aku-    
menjadi samsak pelampiasan kebahagian    
remuk semua rasa
tapi tak apa,    
syukurlah dia tlah kembali    
dan doa serta harapan pun dipanjatkan    
setidaknya belum terlambat    
untuk mendukung GARUDA beraksi sore ini.
17.40 WIB   
Suara adzan magrib pun berkumandang    
dari sebuah surau kecil pinggir kali
Cepat-cepat Ucup melangkahkan kakinya   
berdandan ala santri,    
peci hitam, sarung dan baju koko pun membalut tubuhnya    
berlomba untuk shof terdepan    
dan berharap doa hari ini akan lebih manjur
salam pun terdengar    
dan dzikir serta doa-doa telah dipanjatkan bersama    
perlahan lahan,    
Ucup pun menggeser posisi duduk ke pojok kanan depan    
dalam kerendahan diri,    
dia pun menengadahkan tangannya ke atas    
seraya berdoa...
"Tuhan...   
cukup lama ku terpuruk lesu    
dalam kubangan yang ku bangun     
berserta ribuan harap yang terkubur    
pada kejayaan dan kemenangan sang GARUDA
3 kali Kau tunda kemenangan ini,   
bahkan untuk 5 tahun belakangan     
Kau cabut kepak2 sayap yang menggelora    
seaakan Kau wajibkan kami berpuasa    
dan ayat-ayat yang ku lantunkan tiap malam    
mencumbu dan berbisik    
"belum waktunya, sobat..."
Dan pada satu waktu   
akupun berhenti dalam harap    
biarlah GARUDA terbang sendiri    
cukuplah,     
tak usah ajak aku,    
aku malu...
Namun setelah lama menunggu,   
Kau hadirkan momen itu lagi, Tuhan...    
jiwa yang tlah lama tertidur    
seakan bangkit.    
bersama riuh sorai dari Sabang - Merauke
GARUDA DI DADAKU   
GARUDA KEBANGGAANKU    
KU YAKIN...    
HARI INI, PASTI MENANG!
TUHAN...   
Kami sudah rindu kemenangan,     
Dalam kerendahan diri ini    
ku mohon padaMu...    
Lancarkanlah jalan sang GARUDA menggapai mimpinya    
Berilah kami pelepas dahaga setelah lama berpuasa    
inilah harap kami dalam kuasaMu...
Kau pemilik kami,   
dan Kau tau yang terbaik bagi kami,    
Trima kasih Tuhan    
amien, amien ya rabbal alamin..."
dan ucup pun tak kuasa menahan air matanya   
yang sedari dari menetes bersama bulir-bulir harapnya
   
-bersambung-




0 comments:
Posting Komentar