ku ambil secarik kertas
dan ku goreskan pena kerinduan
untukmu mama...
dalam kesendirian,
sejak terakhir kau jenguk aku dalam mimpi-mimpi mu,
kesepian diam2 hadir menggerayangi,
dan semua yang berasa ramai,
seolah sirna tergusur waktu
mama...
biarkanlah aku menangis,
dalam keriduan akan belaianmu,
dalam kerinduan akan suaramu,
dalam kerinduan akan nasehat2mu,
juga senyum dan tawamu...
mama...
sehabis petang ini hilang,
kirimkanlah seekor kunang,
yang menemaniku dalam gelapnya malam,
agar rasa sepi ini hilang,
dan ku rasakan hadirmu mendekap,
menuntunku dalam lelap asaku.
mama...
sudah lama ku nantikan belaianmu,
yang hanya bisa ku rasa lewat bayu,
kirim kabar satu-satu,
aku makin rindu...
hari penantian pun datang,
dan semua yang larut dalam keramaian,
diam-diam mengirimkan doanya,
berharap rindu ini terhapus,
walau sedentang waktu...
ku layangkan pandangku
pada seorang wanita paruh baya
dengan langkah kaki yang tak biasa
menyusuri kelas satu-satu
seakan mencari tahu
keberadaan liliput kecil
yang sedari lama pergi menuntun ilmu.
berhentilah dia di hadapku,
wajah ini...
suara ini...
dan perangai ini...
tak asing lagi bagiku
sosok mama seakan hadir dalam penantian
-dialah bulik-
seorang bibi yang slalu mengurus dan merawat ku disini.
Tuhan...
kiranya kau dengar doa hambaMu ini,
walaupun mama tak bisa hadir menemaniku,
tlah Kau kirim bidadari seanggun dia,
sedikit galau ku pun hilang, Tuhan...
Tuhan...
jika Kau ijinkan aku tuk berdoa lagi,
ku inginkan dia benar2 hadir dalam nyataku,
dialah mama,
yang tak pernah tergantikan
dan slalu mendekam dalam sanubariku
dan terkirim satu rindu untukmu,
mama...
dari anakmu tercinta.
3 comments:
hoh stelah membaca ini,saya tambah rindu sama emak q...yg menulis ini harus bertanggung jawab.
ahahaaa...
ya kalo' gitu kan gampang mbang, tep ja mak mbak...
wenak toh....
keren ! *nangis*
Posting Komentar