Oleh: Wahyu Nur H
A. MASALAH
A. MASALAH
Penelitian jenis apapun titik tolaknya
tidak lain bersumber pada masalah. Tanpa masalah penelitian itu tidak dapat
dilaksanakan. Pada dasarnya penelitian kualitatif tidak dimulai dari sesuatu
yang kosong, tetapi dilakukan berdasarkan persepsi seseorang terhadap adanya
masalah. Dalam penelitian kualitatif
“masalah” yang dibawa oleh peneliti masih remang-remang, bahkan gelap,
kompleks, dan dinamis. Oleh karena itu, “masalah” dalam penelitian kualitatif
masih bersifat sementara, tentative, dan akan berkembang atau berganti setelah
peneliti berada dilapangan.
Terdapat perbedaan antara masalah dan
rumusan masalah, masalah adalah penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang
terjadi, sedangkan perumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang disusun berdasarkan masalah
yang harus dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.
Dalam pandangan peneliti kualitatif
gejala dalam suatu obyek itu bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat
dipisah-pisahkan). Dalam penelitian kuantitatif masalah yang akan dipecahkan
melalui penelitian harus jelas, spesifik, dan dianggap tidak berubah. Sedangkan
pada penelitian pengembangan, penelitian dapat dilakukan karena adanya potensi
atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan
memiliki suatu nilai tambah pada produk yang diteliti. Pemberdayaan akan
berakibat pada peningkatan mutu dan akan meningkatkan pendapatan atau
keuntungan dari produk yang diteliti. Masalah juga bisa dijadikan sebagai
potensi, apabila kita dapat mendayagunakannya.
B.
VARIABEL
Dalam penelitian kualitatif, variabel
yang digunakan tidak jauh berbeda dengan penelitian kuantitatif. Dalam
penelitian kualitatif hubungan antar semua varibel tersebut akan diamati,
karena penelitian kualitatif berasumsi bahwa gejala itu tidak dapat
diklasifikasikan, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan (holistic). Dalam penelitian kuantitatif,
variabel penelitian dapat diartikan sebagai atribut dalam penelitian yang
berupa obyek, orang atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu dan telah
ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti atau dipelajari dan disimpulkan. Dalam
penelitian kuantitatif, variabel penelitian terdiri dari beberapa macam berdasarkan
hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Dalam penelitian
pengembangan, variabel penelitian adalah objek penelitian/apa yang menjadi
titik perhatian suatu penelitian. Variabel penelitian dan pengembangan harus
dipertimbangkan dengan mengacu pada karakteristik kondisi dan karakteristik
faktor hasil yang diharapkan. Faktor kondisi, konteks ini dapat berupa visi
dari suatu program yang dikembangkan, misi dari suatu program yang
dikembangkan, tujuan program yang dikembangkan, karakteristik pelaksana,
kendala yang tidak dapat dielakkan, dan sarana pendukung dalam pelaksanaan
suatu program.
1.
Macam-macam
variabel dalam penelitian
a.
Variabel Independen
Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas.
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Sebagai contoh:
variabel bebas (independen) yang digunakan adalah pendekatan konstruktivistik
(PBL dan QL) dan motivasi berprestasi (tinggi atau rendah).
b.
Variabel Dependen
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Sebagai contoh: variabel terikat
(dependen) yang digunakan adalah kemampuan pemecahan masalah dan penguasaan
konsep pada materi dasar pemrograman.
c.
Variabel Moderator
Variabel moderator adalah variabel yang dimanipulasi,
dipilih atau diukur peneliti untuk mengetahui apakah peneliti memodifikasi
hubungan yang ada antara variabel independen dengan dependen. Sebagai contoh,
perbedaan variabel X (tingkat kecerdasan) dan variabel Y (hasil belajar),
peneliti menduga bahwa variabel X (tingkat kecerdasan) dan variabel Y (hasil
belajar) dapat dimodifikasi oleh variabel Z (pendekatan audio-tutorial), maka
variabel Z (pendekatan audio-tutorial) adalah variabel moderator.
d.
Variabel Intervening (Antara)
Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis
mempengaruhi gejala yang diamati, tetapi tidak dapat diamati, dimanipulasi,
maupun diukur. Sebagai contoh, kebiasaan membaca menunjukkan hubungan yang positif
dengan umur, tetapi hanya melalui suatu variabel antara yaitu pendidikan. Ini
berarti bahwa seorang lanjut usia yang tidak sekolah, tidak akan lebih banyak
membaca dibandingkan pada masa mudanya.
e.
Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau
dibuat konstan atau dinetralkan pengaruhnya sehingga hubungan variabel
independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak
diteliti. Variabel kontrol sering digunakan untuk melakukan penelitian yang
bersifat membandingkan. Sebagai contoh: perbedaan rasa, warna dan tekstur pada
permen jelly jeruk mandarin dan jeruk lokal. Variabel kontrolnya adalah waktu
dan suhu yang digunakan saat membuat permen jelly sama dan komposisi bahan
(berat bahan) yang digunakan dalam pembuatan permen jelly juga sama.
C.
HIPOTESIS
Hipotesis adalah pernyataan tentatif yang merupakan
dugaan atau terkaan tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk
memahaminya. Dalam suatu penelitian hipotesis memiliki fungsi, yaitu: menguji
kebenaran suatu teori, memberi ide untuk mengembangkan suatu teori, memperluas
pengetahuan kita mengenai gejala-gejala yang kita pelajari. Dalam penelitian
pengembangan hipotesis digunakan apabila dilakukan uji efektivitas, efisiensi,
kemenarikan, kepraktisan dari prototipe yang sudah teruji melalui kegiatan
eksperimen pada latar dan sasaran yang lebih luas.
Dilihat dari posisi dimana hipotesis ditempatkan, dapat
dibedakan menjadi hipotesis penelitian dan hipotesis statistika. Berikut uraian
dari dua macam hipotesis tersebut:
1.
Hipotesis
Penelitian
Hipotesis ini berfungsi memberikan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah (research
questions). Hipotesis ini umumnya sama banyaknya dengan jumlah rumusan
masalah yang telah ditetapkan dalam rencana penelitian. Dilihat dari posisinya
ditempatkan pada bab kedua, setelah landasan teori atau setelah kerangka
berpikir tersusun. Hipotesis penelitian pada umumnya tidak diuji menggunakan
teknik statistika, karena fungsinya yang utama adalah untuk memberikan jawaban
sementara sebagai rambu-rambu tindakan selanjutnya.
2.
Hipotesis
Statistika
Hipotesis ini strukturnya merupakan rangkaian dua atau
lebih variabel yang menjadi interes dan hendak diuji oleh si peneliti.
Hipotesis ini digunakan jika peneliti melakukan uji analisis dengan hanya
menggunakan sebagian dari keseluruhan data yang ada, sedangkan proses teknik
statistika yang menggambarkan pengambilan keseluruhan ke arah sebagian populasi
disebut sebagai proses inferensi. Jika hasil analisis dari sampel tersebut lalu
digunakan untuk menyimpulkan hasil analisis keseluruhan atau populasi, maka
proses tersebut disebut sebagai proses generalisasi.
D.
DATA
Dalam
penelitian kualitatif, data dapat diperoleh dari berbagai sumber dengan
menggunakan teknik pengumpulan data triangulasi dimana data yang diperoleh
harus sesuai dengan tingkat keajegan dan kejenuhan suatu data, dan pengumpulan
data dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Pada penelitian
pengembangan upaya mengumpulkan data melalui kegiatan Training Needs Assesment
dapat berupa kegiatan wawancara, pengamatan, pertemuan kelompok, dan survei
menggunakan kuesioner. Pemilihan kegiatan untuk pengumpulan data bergantung
pada konteks bidang program yang dikembangkan dan sifat dari data atau
informasi yang diperlukan.
Jenis data yang
digunakan pada penelitian kualitatif terdiri dari dua jenis, yaitu:
1.
Data primer, yaitu data
yang dikumpulkan sendiri oleh suatu lembaga dan diterbitkan oleh lembaga itu
pula. Contoh data primer yaitu: hasil wawancara dengan informan berupa: 1) data
tentang persiapan yang dilakukan SMK Negeri 1 Bontang dalam mewujudkan sekolah
bertaraf internasional, 2) data proses pelaksanaan program sekolah menengah
kejuruan bertaraf internasional di kota Bontang.
2.
Data sekunder, yaitu
data yang diperoleh dari pihak lain yang telah mengumpulkan terlebih dahulu dan
menerbitkannya. Contoh data sekunder yaitu: data hasil penelitian terdahulu.
Data
yang baik harus memenuhi dua persyaratan atau dua prinsip, yakni:
1.
Data harus memenuhi
prinsip reliabilitas
Prinsip
ini meliputi syarat-syarat sebagai berikut:
a.
Data harus obyektif,
artinya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, sesuai dengan apa adanya.
b.
Data harus
representatif, artinya data sampel itu harus dapat mewakili seluruh
populasinya.
c.
Data harus teliti,
artinya mempunyai penyimpangan standar yang kecil. Perkiraan parameter populasi
dikatakan baik bila penyimpangan standarnya kecil.
2.
Data harus memenuhi
prinsip validitas
Prinsip
validitas ini meliputi syarat-syarat sebagai berikut:
a.
Data harus tepat waktu
(up to date), artinya tidak
kadaluwarsa agar supaya faktor biasnya kecil.
b. Data harus relevan,
artinya ada hubungannya dengan permasalahan yang akan dipecahkan.
2 comments:
jugjgjggj
Siip
Posting Komentar